Kurangi Risiko Alzheimer, Lemak Tak Selalu Jahat

Ilustrasi. (Foto: makananuntukdietsehat.com)

Ilustrasi. (Foto: makananuntukdietsehat.com)

 

Apotek Stasiun – Lemak adalah penyebab kegemukan. Untuk mengurangi berat badan harus kurangi lemak. Apakah itu semua benar? Atau mungkin ada lemak yang sehat dan yang tidak sehat?

Lemak yang Anda makan berbeda dari lemak yang disimpan tubuh. Yang menambah berat tubuh adalah makan terlalu banyak, kata dokter Robert Lustig dari University of California, San Francisco School of Medicine sebagaimana dilansir dwde.com.

Dari penuturan dokter Robert Lustig, seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak adalah salah satu tipe nutrien, yang juga dibutuhkan tubuh.

Namun Anda pernah dengar tentang lemak jenuh yang jahat, dan tak jenuh yang baik, bukan?

Sebenarnya tak semudah itu. Ada tujuh kategori lemak. Yang paling baik adalah lemak omega 3 (seperti pada ikan salmon) manfaatnya mengurangi risiko sakit jantung dan alzheimer, juga mendorong fungsi otak.

Sementara lemak trans bisa disebut jenis yang paling tidak baik, karena menyebabkan penggumpalan darah dan penyempitan arteri.

Menurut Dr. Robert Lustig, lemak trans berbahaya karena tidak bisa dicerna bakteri di dalam tubuh. Akibatnya lemak ini menempel di dinding arteri juga di hati, dan akhirnya menyebabkan penyempitan serta gangguan fungsi.

Dalam industri pangan, lemak ini banyak digunakan sebagai pengawet produk. Dr. Lustig menyebutnya racun yang bisa dimakan.

Itu salah kaprah, kata Dr. Robert Lustig. Lemak tak jenuh lebih sehat. Juga tidak menyebabkan gangguan jantung atau mencegahnya.

Namun jika Anda tidak memakan bacon saat sarapan, tetapi memakan cereal manis, karena ingin menghindari lemak, maka Anda sebenarnya mengganti satu faktor bahaya dengan faktor bahaya lain.

Lalu bagaimana dengan minyak zaitun? Menurut Robert Lustig, minyak zaitun sangat sehat dan yang paling sehat jika tidak dipanaskan. Pada suhu tinggi, lemak tak jenuh pada minyak zaitun bisa berubah jadi lemak jenuh atau lemak trans.

Untuk menggoreng dan dipanaskan lebih baik gunakan minyak dari kacang, alpukat atau minyak wijen.

Sebaliknya, menurut studi yang dipublikasikan dalam “American Journal of Clinical Nutrition”, mentega dalam jumlah moderat bisa membantu menyokong diet yang sehat.

Namun demikian, jangan memakan mentega secara berlebihan, walaupun dinikmati bersama sayuran. Demikian ungkap Michelle Babb, penulis buku “Anti-Inflammatory Eating Made Easy”. (*)

Leave a Reply

*