Saat Tepat Konsumsi Antibiotik

Saat Tepat Konsumsi Antibiotik
Ilustrasi (Foto: pxhere.com)

Apotek Stasiun – Pada dasarnya, dokter memiliki panduan pertanyaan untuk memberikan antibiotik. Hanya saja kendala yang paling sering dihadapi adalah membedakan infeksi virus dengan infeksi bakteri ringan atau moderat sebab gejalanya hampir sama.

Akan tetapi, sebenarnya, dari gejala-gejala yang umum, dokter berdasarkan ilmu dan pengalamannya bisa dengan tepat menentukan pemberian antibiotik.

Bagi kita, penting juga untuk mengetahui pertimbangan apa saja yang membuat dokter memberikan antibiotik agar kita bisa mengonsumsinya secara tepat. Sebab ini adalah obat yang jika dikonsumsi tidak sesuai aturan atau kurang tepat peruntukannya bisa menimbulkan efek samping.

Jadi, yang perlu kita perhatikan saat mendapatkan resep antibiotik, seperti pernah dilansir Prevention Indonesia Online dan siarkan kompas.com adalah:

Panas tinggi: suhu badan yang tinggi, dengan rasa linu di seluruh tubuh, dan disertai dengan tubuh yang gemetar seperti mengigil bisa jadi adalah infeksi karena bakteri. Biasanya gejala ini akan membuat dokter meresepkan antibiotik karena merujuk pada infeksi akibat bakteri.

Akan tetapi, suhu tubuh yang tinggi juga akan dialami oleh orang yang terkena infeksi akibat virus, seperti flu. Itu mengapa, jika demam masih kurang dari tiga hari, sebaiknya jangan langsung meminta antibiotik sebab bisa jadi itu infeksi karena virus.

Berapa lama rasa sakit sudah kita rasakan. Jika selama lebih dari tiga hari panas tubuh tak kunjung berhasil diredam dengan obat penurun panas, dokter akan meminta kita melakukan pemeriksaan darah. Dari sini akan terlihat apakah suhu tubuh yang meninggi itu disebabkan oleh bakteri atau virus. Dari situ juga akan ditentukan obat apa yang cocok bagi kita jika panas disebabkan oleh bakteri.

Apa warna lendir dari hidung kita. Jika lendir dari hidung atau ingus kita bening, itu disebabkan oleh virus yang biasanya menyebabkan flu. Namun, jika bewarna hijau atau kekuningan, itu pertanda adanya bakteri dalam saluran pernapasan kita. Sebenarnya warna ingus sedikit tidak bisa dijadikan panduan sebab pada jenis infeksi pernapasan tertentu warnanya juga bisa menjadi kehijauan. Hanya saja warna ingus ini bisa menjadi salah satu pertimbangan dokter untuk memberikan resep antibiotik atau tidak.

Radang tenggorokan. Meski tenggorokan terlihat berwarna merah menyala, sebenarnya bukan itu yang dicari dokter ketika ingin memberikan resep antibiotik. Adalah spot putih yang merupakan tanda adanya bakteri menyerang tubuh kita. Jika ini ada, dokter akan mempertimbangkan pemberian antibiotik.

Selain tenggorokan, biasanya warna lidah kita pun akan menjadi referensi dokter. Lidah yang berwarna putih pucat biasanya akan mengindikasikan ada infeksi akibat bakteri.

Pada dasarnya, dokter akan menuliskan resep ketika melihat hasil laboratorium. Bisa dari sampel darah, lendir di atas lidah, ludah, dan ingus. Sampel ini akan diteliti untuk kemudian dilihat apa sebenarnya yang membuat tubuh kita kesakitan. Jadi, jika dokter meresepkan antibiotik, jangan ragu untuk bertanya hasil laboratorium mana yang menunjukkan adanya serangan bakteri. Dan, ingat untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis hingga habis. Sebab, jika tidak, saat bakteri sejenis kembali menghampiri, sistem kekebalan tidak terbentuk sempurna. (*)

Cara Tepat Mencegah Infeksi pada Pusar

Cara Tepat Mencegah Infeksi pada Pusar
Ilustrasi

Apotek Stasiun – Pusar atau disebut orang Jawa sebagai udel bagi masyarakat kita tidak untuk diumbar. Meski bagian ini sering tertutup pakaian bukan berarti tidak perlu dibersihkan karena ada puluhan bakteri di dalam pusar.

Menurut data dari North Carolina State University di Amerika Serikat, ada sekitar 67 spesies bakteri hidup di pusar. Selain itu di pusar juga ada kotoran, keringat, sisa sabun, hingga losion.

Pada wanita, pusar dan klitoris mempunyai banyak persamaan. Ketika masih dalam kandungan, keduanya tumbuh dari jaringan yang sama, sehingga keduanya terhubung oleh saraf yang sama ketika wanita sudah dewasa.

Dokter spesialis kulit dari Health Care Partners, Alexandria Booth mengatakan, sama seperti bagian tubuh lain pusar juga harus dibersihkan. Jika tidak dibersihkan bisa menyebabkan pusar jadi bau dan infeksi.

Lalu, seperti kutipan yang dilansir health.liputan6.com, pada orang yang ditindik pusarnya akan disertai dengan kemerahan dan gatal jika tak dibersihkan.

Untuk mencegah pusar bau atau terjadi infeksi, dokter Alexandria menyarankan untuk membersihkan area tersebut setiap kali mandi. Lalu, seminggu sekali membersihkan bagian tersebut menggunakan cotton bud yang dibasahi atau sudah diberikan air.

Sementara itu bagi pemilik pusar menyembul alias bodong, bersihkan seminggu sekali menggunakan kain lembut dengan sabun. Hal ini sudah amat membantu pusar bebas bau seperti dikutip laman Women’s Health.

Namun bila sudah terjadi infeksi pada pusar, dokter Alexandria menyarankan untuk mendatangi pusat layananan kesehatan atau pun dokter spesialis kulit.

“Tenaga medis bisa membersihkan dalam pusar menggunakan peralatan yang memadai, sehingga jangan khawatir,” tutur dokter Alexandria. (*)

Add to cart